Jum'at , 29 Agustus 2014
Kami memutuskan mempercepat perjalanan ke Surabaya untuk mengunjungi umi Lely yang sedang menghadapi ujian berat dengan tumor otak stadium IV. Awalnya di schedulekan tanggal 12 September dengan pertimbangan harga ticked yang lebih murah. Tetapi setelah di pikir-pikir lebih jauh...lebih cepat berangkat lebih baik. Akhirnya jadilah kami 4 orang bunda bunda SC Samarinda bersilaturahim ke Surabaya di hari itu.
Info " hanya 200-300 m " jarak rumah pak Ustadz Aziz dari hotel Sinar, ternyata bualan belaka. faktanya sekitar 2 km dan ditempuh dengan angkot ( kalo mau jalan kaki bisa juga sih... asal mau pegel pegel).
Yang kami lihat , umi Lely memang sakit, kondisinya tidak bisa banyak bergerak, tidak mampu berkomunikasi lagi, tetapi masih bisa menatap kami satu persatu, walaupun kami tidak yakin apakah beliau masih mengenali kami, karena kata perawatnya kadang ingatan beliau muncul, detik berikutnya hilang...
Biarlah... kami tidak minta untuk diingat-ingat, yang kami inginkan adalah bertemu beliau saja.
Kami sangat surprise, ketika melihat wajah beliau yang masih nampak segar, tidak pucat seperti layaknya orang yang sudah sakit nyaris 2 tahun. wajahnya memancarkan aura seperti tidak sakit, hanya ketika kita menatap matanya ( yang sebelah kanan sdh mulai dipengaruhioleh ganansnya sel 2 tumor) barulah terlihat beliau menahan sakit yang luar biasa. yang surprise lagi beliau kadang tersenyum... Subhannallah.... sungguh hari itu kami melihat contoh dan wujud nyata sebuah keikhlasan atas ujian yang di berikan.
Sempat Pak Ustadz memberi tausiyah kepada kami : bahwa sesungguhnya jika kita mengaku seorang perenang, dan kemudian kita diuji dengan pengakuan kita tersebut, ( diminta terjun ke air dan berenang) tentu saja kita akan dengan suka cita menjalankan, karena kita meyakini kemampuan kita.
Nah jika mengaku perenang , padahal ketika di uji untuk berenang kita malah takut, khawatir, cemas was was..., itu artinya kita bukan seperti pengakuan kita. artinya kita bukan perenang....
Jika kita mengaku beriman kepada Allah, tentu saja kita dengan senang hati dan penuh suka cita menjalankan ujian keimanan kita.
Tetapi jika kita saat diuji justru berkeluh kesah, cemas, takut atau malah menyalahkan Sang pencipta... lantas apalah arti pengakuan kita itu ?
Bersyukurlah selalu untuk setiap ujian yang diberikan NYA kepada kita, karena ujian demi ujian Insya Allah memperkokoh keimanan kita.
Semoga Allah memberkahi dan ridho dengan silaturahim kami ke Surabaya.
Untuk Umi Lely, semoga Allah ridho dan melapangkan jalan umi memasuki surgaNYA pada saatnya kelak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar