Sessi khusus saat
akupunktur,
Rutin seminggu sekali di hari Rabu pagi, aku mengantar suami
ke Dokter untuk therapy akupunktur, Sebenarnya jadwal praktek buka jam 09.00
pagi, tetapi karena pertemanan dengan sang dokter, maka kami selalu bisa dapat
private time jam 08.00 pagi sd jam 09.00.
Selama menunggu akupuntur, aku selalu mendapat pencerahan
dari sang dokter. Dari mulai masalah yin dan yang ( dalam dunia pengobatan
cina, sampai soal tauhid). Aku merasa mendapat dua manfaat selama sessi
theraphy ini, satu manfaat akupunktur
nya, satu lagi yang tak ternilai sebenarnya masalah pencerahan tadi.
Seperti pagi ini, kata sakti yang sangat membekas
adalah “ Sabar itu pemberian Allah
karena ketaatan kita padaNYA. “
Sering sekali aku merasa sabar itu karena usahaku karena
bersungguh sungguh tabah menghadapi suatu kejadian. Sabar itu karena aku orang
yang tidak mau berkonflik dengan orang lain. Sabar itu adalah perilaku yang
kutampilkan saat menghadapi orang orang yang sulit di pahami.
Ternyata semua definisi sabarku lenyap dengan hikmah pagi ini.
Sabar itu pemberian Allah, bukan karena mau kita. Jika kita
diberi oleh Allah kesabaran karena ketaatan kita, maka itulah kesabaran yang
hakiki, kesabaran yang teruji, kesabaran yang sudah tidak bisa di ganggu gugat
dan kesabaran yang tidak terbatas.
Jadi hilangkan kata kata klise " sabar itu ada batasnya !!!! " karena sabar yang merupakan pemberian ALLAH tiada batasnya.
Ikhlas pun demikian…
Maka, belum lah pantas aku diberi kesabaran itu, karena
ketaatanku pada NYA belum layak di ganjar dengan
pemberian setinggi itu. Sabar
& ikhlas. Tetapi jangan pernah menyerah dengan Rahmat Allah. Terus berjuang untuk mendapatkannya..
Kembali ke Therapy, lantas pertanyaan berikutnya, Apa tujuan therapy selama ini? Berharap kesembuhan? Berharap kenormalan kembali?
Nampaknya Aku harus setting paradigm dan tujuan dari semua
usaha yang kami lakukan selama ini, semua yang kita lakukan untuk pengobatan karena
Allah meminta kita berusaha, dengan cara yang Allah tunjukan , hasil akhir kembali kepada Allah. Allah punya hak prerogatif atas diri kita.
Seperti kata Pak Dokter, jika kemudian Allah mengijinkan
kita bisa berlari kembali, sesungguhnya hal itu tidak berarti apa apa
dibanding Sifat Sabar & ikhlas yang Allah anugrahkan pada kita pada
akhirnya.
Subhanallah....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar