Kamis, 14 November 2013

Perjalanan (3) Masjid yang membuat betah

Ada perbedaan besar antara Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, bukan tentang bangunannya yang sudah pasti sangat berbeda, tetapi ini tentang suasana yang kurasakan ketika berada di dalamnya...
------------------------
Tahun ini , jamaah haji dihadapkan pada suasana Masjidil Haram yang rada "berantakan" karena masih dalam kondisi renovasi besar-besaran ( kalo aku bilang gila-gilaan).Debu dan suara alat berat terus menderu berpacu dengan waktu. Walaupun ketika puncak ibadah haji, Raja Saudi memerintahkan agar seluruh pekerjaan di off kan dulu, menghormati para jamaah yang terus memadati (baca menyesaki) masjidil haram.

Beruntungnya beberapa bagian urgent untuk para jamaah  ,( apalagi kalo bukan lokasi tawaf), sudah selesai dikerjakan, sehingga sudah bisa di pakai untuk menampung jamaah saat beribadah. Walaupun sudah dikurangi  20 % dari seluruh kuota jamaah haji, tetapi tetap saja Masjid penuh sesak dengan jamaah dari berbagai penjuru dunia.
Ketika Tawaf Ifadah ( tawaf wajib haji setelah melontar jumroh) sangat terasa betapa penuh nya Masjidil Haram, karena rata rata jamaah tawaf di malam hari sd menjelang dhuha (ketika suasana tidak terlalu panas).
Kepadatannya, kesesakannya, kehirukpikukannya.. semua sangat nyaman jika dinikmati.

Aku paling demen masuk Masjidil Haram melalui Gate 1, karena ini yang paling dekat dengan hotel tempat kami menginap. Walaupun temen temen jamaah wanita lebih menghindari Gate ini, karena gate ini paling padat dan "crowded" dibanding gate lain. Gate ini merupakan pintu masuk bagi jamaah yang ingin langsung tawaf, jadi memang sangat padat dan tidak pernah lengang. Tapi dari semua Gate, lagi lagi Gate ini yg paling sering aku pakai, setelah didalam, baru aku mulai mencari tempat yang nyaman untuk beribadah.

Di Masjidil Haram Mekkah, jam berapapun kita masuk masjid ,karena juga menjadi tempat orang tawaf, suasananya ngga pernah hening, sangat berbeda dengan di Masjid Nabawi Madinah,
Di Masjid Nabawi, jika kita masuk masjid 1 atau 2 jam sebelum waktu sholat, maka kita akan menjumpai masjid yang hening, walaupun ada bbrp jamaah yang sedang di dalam masjid, rata rata mengaji atau berzikir atau sedang sholat sunnah. Suasananya nyaman banget untuk berihtikaf, bertafakur... berzikir dalam kesenyapan dan keheningan.
Ketika berada di Masjid Nabawi,Aku selalu berpikir untuk tidak meninggalkan masjid seharian penuh. Walaupun itu pada akhirnya tidak mungkin kulakukan ( karena harus ke toilet, makan dll).

Keteraturan di Masjid Nabawi juga sangat nyaman, tempat sholat jamaah laki laki dan perempuan, jelas pembatasnya.
Tetapi di Masjidil Haram, apalagi di lokasi dekat Ka'bah... batas jamaah laki laki dan perempuan kadang rancu....
Yang jelas , ada suasana yang sangat nyata berbeda di dua tempat tersebut, semoga ini hanya sesaat karena sedang ada renovasi di Masjidil Haram. Dan Aku ingin merasakan kembali ketika renovasi selesai, Insya Allah kondisinya lebih nyaman...


Perjalanan (4) Mina adalah ujian sesungguhnya

Seluruh jamaah haji tanpa terkecuali harus menginap di Mina selama minimal 4 hari , yaitu sehari menjelang Hari Arofah (8 Dzulhijah), 9  Dzulhijah di Arofah, mabitnya di Musdalifah , 10 Dzulhijah  dan 2 atau 3 hari  di hari hari tasrik (11,12,13 Dzulhijah).

Di Mina, segalanya serba terbatas, walaupun  untuk jamaah haji Khusus (Plus), terbatas tempat tidur, terbatas toilet, sehingga harus antri kapanpun  saat perlu. Urusan makanpun harus antri... mengular bagai naga meliuk liuk... Perlu dan sangat sangat dibutuhkan kesabaran level dewa ( kata seorang temen). Belum lagi menghadapi seribu satu perilaku jamaah dari berbagai daerah. Ada yang ogah ngantri, ada yang main serobot, ada yang minta di prioritaskan,ada yang ngga sabaran...
Yang paling sering harus di lafazkan adalah kalimat istigfar.... dan doa untuk orang lain yang mungkin tanpa di sadarinya berbuat dzalim kepada kita atau orang lain.
Jangan pernah mengumpat atau "merasani" dalam hati.. atas perilaku jamaah lain. Apalagi sampai bertengkar atau berdebat. karena semua itu akan membatalkan niat Ihram yang sudah kita tanamkan dalam hati. ( selama di Mina minimal 3 hari kita memakai pakaian Ihram dan tentu saja melekat semua konsekwensi larangannya).
Yang paling baik.. ya itu tadi, Istigfar dan berdoa untuk kebaikan orang lain, even orang tsb berbuat kurang baik terhadap kita. Semoga Allah memberikan petunjuk bagimu... semoga Allah memberikan berkahNYA, semoga Allah memberi kesabaran lebih bagi kita semua...

Mina adalah ujian terberat dalam ibadah Haji, bagaimana tidak, semua jamaah dari presiden sampai tukang sapu yang sedang berhaji saat itu harus menginap berhari hari di bawah tenda dan menggunakan fasilitas yang serba terbatas. Untuk jamaah haji khusus di dalam tenda tersedia kasur yang lumayan dengan ukuran  75 cm x 150 cm berdempet dempet kaya ikan asin di jemur.tidak ada jarak antar kasur bahkan untuk meletakkan tas bawaan sekalipun. sehingga diperlukan toleransi yang lumayan tinggi.  Apalagi jika ada satu rombongan yang ogah terpisah pisah dengan temennya ( padahal masih satu tenda juga). terpaksa "memaksa" orang lain untuk hijrah ke tempat lain.

Alhamdulillah... selama di Mina banyak kemudahan yang kurasakan, mendapat toilet yang bersih, antrinya sedikit, kebanyakan malah ngga antri saat aku perlu. Subhanallah...

Selasa, 12 November 2013

Perjalanan (2) Arofah yang penuh berkah

Kami datang ke Mekkah seminggu menjelang puncak ibadah haji yaitu Hari Arofah, Hari di mana Allah SWT turun ke bumi dan membanggakan umatNYA di hadapan para Malaikat. Hari terbaik dalam setahun yang hanya akan di nikmati oleh mereka yang sedang beribadah haji di tahun itu. Subhanallah, kami di ijinkan oleh NYA untuk menikmati hari itu.
-----------------------
Arofah dalam image di benakku adalah sebuah padang luas yang tandus penuh pasir dan batu tanpa tempat bernaung. Ternyata Arofah yang kutemui adalah  sebuah tempat dengan banyak pohon hijau, banyak tenda tenda putih tertata sangat rapi. toilet tersedia cukup. Dan aku terhalang oleh tenda tenda itu  untuk melihat jutaan manusia menengadahkan tangannya ke langit.
NRA mendapat tempat eksklusif, tenda di tempat terdepan dekat jalan, di kelilingi pohon pohon hijau, disitulah dari pagi sampai dengan matahari terbenam kami akan mengharapkan ridho Allah., bermunajat sungguh sungguh semoga Allah menerima amal ibadah kami, menghapuskan dosa dosa kami.
Pak Ustadz sahabat kami, jauh jauh hari selalu berpesan, jangan pernah di dalam tenda sejak ba'da djuhur sampai dengan matahari terbenam, karena sesungguhnya saat itu Allah turun menghampiri umat NYA di bumi ini. jadi manfaatkan waktu terbaik tersebut.
Pesan itu lah yang kujalankan ketika di Arofah. ketika semua jamaah ba'da djuhur berada di tenda untuk berdoa bersama, aku bergegas mecari tempat di luar untuk mencoba " signal" sambungan dengan ALLAH SWT.
Alhamdulillah , Allah mengijinkanku untuk bermunajat padaNYA dengan sepuas puasnya. Setelah ku ingat ingat kembali saat tiba di Tanah Air, rasanya aku belum benar benar memaksimalkan waktu di Arofah tersebut, banyak waktu yang terbuang sia sia, termasuk ngobrol, pindah tempat, makan dll... Padahal belum tentu Allah memberi kesempatan lagi untuk mengalami waktu Arofah tsb.

Aku terus berdoa , semoga Allah mengijinkan ku kembali , memberi kesempatan dan memanggilku untuk menjalani ibadah haji lagi, saat jiwa dan raga masih mampu.

Aku hanya bisa menitipkan pesan bagi sahabat sahabat muslim yang di beri berkah kesempatan untuk  beribadah haji, jangan pernah sia siakan waktu arofah yang cuman 5 jam itu. Karena itu tidak akan kembali. dan tidak ada jaminan ( kecuali Allah berkenan) bahwa kita bisa mengalami masa itu lagi.

Minggu, 10 November 2013

Perjalanan (1)

Alhamdulillah....
Allah memang tidak pernah keliru dalam menjadwalkan setiap aktifitas manusia. Sejak April 2011 yang lalu mendaftarkan diri (n suami) untuk ibadah haji, ternyata musim haji tahun ini Allah memanggil kami untuk menjadi tamu NYA di sana. Sungguh perjalanan yang selalu menjadi impian untuk di ulangi kembali... semoga Allah berkenan.