Selasa, 28 Februari 2012

test masuk sekolah

Dulu 10 tahun yang lalu, ketika Astrico si sulung mau mendaftar di SD, rasanya semua berjalan mulus mulus aja, walaupun SD yang di tuju mensyaratkan beberapa test sebelum di terima untuk menjadi siswa di situ. Ada test kemampuan dasar dan juga psikotest ,untuk melihat kesiapan anak masuk SD. Termasuk wawancara dengan calon siswa dan orang tua.Rasanya waktu itu , haqul yakin bahwa Astrico pasti diterima di SD tsb. Dan nyatanya , Alhamdulillah memang di terima .

Sekarang, kenapa agak resah dengan prosedur yang sama yang akan di jalani Alya untuk masuk SD tsb? Ada sedikit kekhawatiran bahwa Alya tidak siap dengan segala macam test tersebut, padahal beberapa bulan lalu sdh pernah menjalani psikotest di sekolah (TK), dan hasilnya cukup memuaskan dalam arti, secara intelegensia dan kematangan,Alya dinyatakan siap masuk SD.

Mungkin karena usia Alya saat ini , berbeda dengan Astrico si kakak yang saat itu dalam kategori sangat tepat masuk SD ( 6 tahun 6 bulan). Sementara Alya masih 5 tahun 10 bulan , belum genap 6 tahun.

Dari sisi kepribadian , keduanya cenderung pendiam ( bukan type anak yang suka cari perhatian) walaupun dari sisi social, sebenarnya Alya lebih mudah bergaul ketimbang di kakak yang cenderung solitaire.

Si kakak, mudah untuk di arahkan dan focus pada satu kegiatan dalam satu waktu, sementara Alya cenderung mudah bosan dan beralih kepada kegiatan lain, walaupun untuk hal hal tertentu yang disukainya, dia akan betah berlama lama, contohnya menggambar dan mewarnai. Tetapi Alya cenderung ingin mewarnai lebih banyak objek dan terkesan buru buru agar cepat selesai, sehingga dapat beralih ke objek gambar yang lain.
(Jadi ingat, bahwa akupun sebenarnya cenderung demikian.., mungkin ini genetic ya?)

Alya sering sekali mengatakan “Alya ngga bisa” dengan harapan umi akan membantu kegiatannya, walaupun dia sebenarnya bisa jika saja mau mencoba . Jadi perkataan nya tersebut, lebih untuk menarik perhatian dari umi atau orang dewasa lain di sekitarnya untuk membantunya. Karena jika dia bermain dengan teman sebayanya, tidak pernah tercetus kata tidak bisa. Bahkan dia cenderung mengajari dan memberi tahu rekan sebayanya atau teman bermainya, bagaimana melakukan sesuatu dengan benar ( misalnya memasang puzzle , menghitung dll).

Satu hal yang agak membingungkan… Dia selalu ingin belajar katanya ( entah itu menggambar, mewarnai, menulis, meminta di buatkan soal matematika, atau menambahkan hurup). Dan dia terlihat tidak pernah jenuh dengan kegiatan tersebut, sehari bisa berlembar lembar kertas dipakai untuk menggambar dan mewarnai. Kalau di belikan buku mewarnai, tidak sampai lebih dari dua hari, buku tersebut sdh selesai di warnai, walaupun dengan tidak rapi ( karena lebih mengejar target selesai semua).

Kalau dibelikan buku aktivasi, sehari sdh diselesaikan semua, dan besok sdh bingung mau mengerjakan apa.

Sebenarnya tidak perlu khawatir dengan perilaku nya, dibandingkan dengan rekan sebayanya yang lain. Dan di sela sela kesibukannya menggambar, bermain puzzle, mewarnai, bermain play doh, dia tetap anak kecil yang ceria, lebih senang berlari kesana kemari dibanding duduk manis.

So…. Jika memang Allah mengijinkan, Insya Allah Alya bersekolah di SD tsb, Jika tidak… berarti Allah memiliki rencana yang lebih baik untuk Alya dan untuk semua…
Amin… Ya Robbal alamin….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar