Selasa, 14 Agustus 2012
Found your Passion
Alhamdulillah ...Astrico berhasil masuk OSN bidang IT tingkat Nasional tahun 2012 ini yang Insya Allah diadakan di Jakarta.
Sebagai wakil Kalimantan Timur, dia akan berjuang untuk ke Olympiade Dunia di Yunani tahun 2013 nanti. Bukan hanya itu, Jika dia berhasil mendapat medali , maka itu adalah ticked untuk masuk ke Perguruan Tinggi yang Insya Allah meringankan biaya kuliahnya.
Dalam suatu diskusi ringan di perjalanan , aku sempat menanyakan padanya : Apakah kamu yakin menjadi IT expert itu sepenuhnya minat dan keinginanmu ? Apakah kamu memang menikmati bergulat dengan angka , analog dan logaritma dalam mengerjakan bidang ini ?
Jawabnya sederhana : kalo ngga menikmati, ngapain cape cape mikir selama ini !!!
Syukurlah kalo dia sudah menemukan passion nya. Karena hal itulah yang akan menjadi inner motivation untuk selalu ingin berkembang dan lebih maju .
Menemukan passion bukan hal mudah bagi seseorang, jangankan anak SMA yang masih sangat labil, seorang yang mengaku dewasa dan bekerja puluhan tahun pun belum tentu memahami passion nya. Padahal ini adalah inti dari Hadist Rasulullah yang menyatakan “ Sebaik baik manusia adalah yang berguna bagi manusia lain”
Jika kita ingin menjadi umat / manusia terbaik, maka kita harus bisa menjadikan diri kita berguna bagi orang lain. Berguna bagi orang lain berarti apapun pekerjaan dan aktifitas kita menimbulkan manfaat untuk sekeliling. Menimbulkan manfaat untuk sekeling harus di barengi dengan sifat ikhlas dalam mengerjakannya, tidak ada tekanan yang memaksa kita melakukan kebaikan tersebut, benar benar ikhlas menjadikan kegiatan dan apapun yang kita lakukan bermanfaat. Ini Berarti kita harus menyenangi pekerjaan dan aktivitas tersebut, sehingga kita bisa menikmati, bisa happy, bisa ikhlas, bisa berkreasi dan sejuta bisa bisa yang lain…
Di sinilah passion itu berada.
Bekerja dengan passion yang kuat, Insya Allah memberikan kebaikan bagi manusia lain, dan semoga kita semua bisa menjadi manusia terbaik di sisi Allah SWT. amin
Inspiring
Inspiring
“Kayanya itu bukan Naya banget deh !”
Kalimat itu terus menerus berada di benakku dan menginspirasi untuk suatu lompatan ke depan.
Bermula dari diskusi tentang mencari sekolah yang baik untuk anak, yang Insya Allah menjadikan anak anak secara intelektual , emosional dan spiritual berkembang dengan optimal. Ada sebuah sekolah yang mengutamakan kegiatan belajar dalam pola active learning dengan banyak kegiatan “out bound”, yang direkomendasikan oleh beberapa pihak untuk dicoba. Seorang ibu sahabat Alya yang sangat paham dengan karakter anaknya memberikan komentar di atas.
Dep. Bagai sebuah batu kecil yang dicelupkan ke dalam sebuah gelas berisi air, tidak membuat airnya tumpah, tetapi menimbulkan riak dan riak itu berhari hari terus meliuk liuk dalam benakku.
Pertanyaan besarnya adalah… apakah yang kujalani saat ini , adalah aku yang sebenarnya? Adalah yang kuinginkan selama ini ? adalah aku yang menikmati semua detailnya? Adalah aku yang berkreasi tanpa batas ? adalah aku yang nyaman dengan segala tantangan dan hambatannya?
Terus terang, sulit menjawab dengan lugas, karena banyak sisi yang mengatakan tidak, tetapi ada juga sisi yang dengan tegas kukatakan. Yes it’s me !!!
Sisi yang mengatakan tidak adalah ketika bertemu dengan hambatan dan tantangan, aku tidak bisa mengatakan bahwa aku menikmati tantangan ini. Karena memang tidak bisa kuyakini apakah aku harus berada di dalam masalah ini ?
Pada akhirnya, di tengah diskusi ya dan tidak, aku mencoba mengambil lompatan kecil, aku harus coba sesuatu yang sebenarnya menjadi impian sejak dulu. Back to School !!!
Kembali bersekolah dan nantinya memang akan kembali ke sekolah, sebagai seorang pengajar, konsultan, atau apapun namanya.
Satu langkah telah kuambil dan harus kutuntaskan, semoga Allah memberi kemudahan, kelapangan, kekuatan dan kemampuan untuk mewujudkan ini.
Sehingga apada akhirnya aku bisa meyakini : YES It’s ME !!!
Rabu, 25 April 2012
Perjalanan ke Melak
Beberapa pekan lalu, saya harus melakukan perjalanan dinas ke kabupaten Kutai Barat dengan ibukotanya Melak. Rasanya terakhir saya melintasi Melak di tahun 2002,saat akan ke Long Bagun untuk audit mutu di salah satu site perusahaan. waktu itu perjalanan sepenuhnya mengandalkan jalur sungai, karena jalur darat belum bisa dilalui.
Perjalanan yang di rencanakan dimulai jam 8 pagi, karena wara wiri beberapa pejabat kantor yang juga ikut, akhirnya baru start pukul 11.30 siang. dengan lama perjalanan sekitar 9 jam, pastinya sampai di tujuan sekitar jam 9 malam.
Sepanjang perjalanan sekitar 400 km ( kira kira segitu lah) mungkin hampir 50 % kondisi jalan nya rusak parah, 30 persen rusak dan hanya 20 % yang benar benar nyaman untuk dilalui. kondisi jalan sepanjang Simpang kota Tenggarong menuju Jonggon, sungguh memprihatinkan untuk dilalui, padahal kabupaten Kutai Kartanegara kan terkenal kaya raya, kenapa kondisi jalannya berbanding terbalik begitu?
Mobil sempat mengisi BBM di perjalanan, ternyata pom bensin yang ada itu milik perusahaan Malaysia. Ya... di bilang bilang syukur juga, masih ada yang mau menjual bbm di tengah hutan dengan harga kota.
Daratan antara Samarinda - kutai kartanegara dan kutai barat, di penuhi oleh tambang batu bara, dan perkebunan sawit. Cukup banyak perusahaan besar seperti Lonsum ( perkebunan) dan bukit asam (pertambangan) ikut menambang di wilayah tersebut. Logikanya dengan eksploitasi tersebut, daerah punya banyak dana untuk membuat jalan yang layak dilalui masyarakat. Tapi... yg terjadi justru sebaliknya. Apakah pejabat terkait tidak pernah melintasi jalan tersebut ketika inspeksi ke lapangan ? bisik bisik seorang rekan, pejabat nya kan naik heli, jadi ngga pernah tau kondisi jalannya. even tau pun rasanya tidak terlalu dipikirkan. ;-((
Memasuki kota Melak sekitar jam 8 malam, kondisi jalan sangat mulus, dan hampir tidak bisa mengenali kota kecil ini 10 tahun yang lalu, karena perubahannya luar biasa, jalan 2 jalur yang sangat lebar membelah kota, menghubungkan melak dan barongtongkok sepanjang 18 km. yang masih ku ingat dengan jelas dan tidak banyak berubah adalah pelabuhannya , dengan warung warung dan losmen berjajar di pinggir sungai.
Karena acara nya di mulai besok pagi, jadi semalam apapun sampai di Melak , tidak mengapa, hanya tinggal istirahat setelah sebelumnya menikmati mie ayam ( rekomendasi seorang teman) yg lumayan enak.
Esoknya, kami menuju kantor pusat pemerintahan yang rupanya berada di satu areal di barong tongkok. Melihat kondisi kota di pagi hari ( setelah semalam hanya melintasi saja) membuat lebih surprise, karena jika memang kota ini akan di kembangkan, ini adalah dasar yang bagus, jalan jalan yang lebar dan drainase yang baik minimal sebagai modal awal sebuah kota tertata. Hanya saja, di luar gedung pemerintahan, belum banyak gedung lain yang terbangun. jadi masih lebih banyak lahan kosong yang di isi semak belukar dan perkampungan /pemukiman penduduk.
Selepas beracara, niat hati untuk mengunjungi beberapa teman semasa kuliah yang sdh menjadi pejabat di kota ini, akhirnya terwujud. Berkisah panjang lebar, sebelum aku harus ke pelabuhan untuk kembali ke samarinda, karena sudah diputuskan cukup satu kali melalui jalan buruk itu, berikutnya melalui jalur sungai menjadi pilihan yang lebih baik sambil bernostalgia, mengenang masa masa kuliah ketika sering mengunjungi daerah ini. Walaupun dengan jalur sungai waktu tempuh menjadi lebih lama.
Ketika yang lain dengan jalur darat tiba jam 5 pagi di samarinda, aku baru sampai jam 11 siang. Tak apalah... daripada harus menyiksa fisik dan menyimpan kesal dengan jalan yang buruk, lebih baik meluruskan pinggang dan menatap bintang dari atas kapal.
Hore...
banyak berita gembira di minggu kemarin, Tata di terima di cordova, Mas Tico lolos ke Olimpiade sains propinsi, Pa'de gontjang mau lebaran di Balikpapan ( setelah sekian puluh tahun tdk pernah sowan ke Bpp). Barusan, seorang keponakan laki laki telah lahir. Betapa Allah sayang pada kami....terimakasih ya.. Allah...
Diterima di Cordova
wuih.... penantian panjang selesai sudah, tanggal 20 april kemarin, tata resmi menjadi siswa baru SDIT Cordova, beserta ketiga sahabatnya dan seorang sepupu. Alhamdulillah.... semoga Allah menjadikan kebaikan dengan bersekolahnya Tata di situ.
Hari ini daftar ulang dan mencoba seragam baru, para guru menyapa ramah dan menanyakan kabar mas astrico, semoga mereka tidak membanding bandingkan keduanya.
Selasa, 28 Februari 2012
test masuk sekolah
Dulu 10 tahun yang lalu, ketika Astrico si sulung mau mendaftar di SD, rasanya semua berjalan mulus mulus aja, walaupun SD yang di tuju mensyaratkan beberapa test sebelum di terima untuk menjadi siswa di situ. Ada test kemampuan dasar dan juga psikotest ,untuk melihat kesiapan anak masuk SD. Termasuk wawancara dengan calon siswa dan orang tua.Rasanya waktu itu , haqul yakin bahwa Astrico pasti diterima di SD tsb. Dan nyatanya , Alhamdulillah memang di terima .
Sekarang, kenapa agak resah dengan prosedur yang sama yang akan di jalani Alya untuk masuk SD tsb? Ada sedikit kekhawatiran bahwa Alya tidak siap dengan segala macam test tersebut, padahal beberapa bulan lalu sdh pernah menjalani psikotest di sekolah (TK), dan hasilnya cukup memuaskan dalam arti, secara intelegensia dan kematangan,Alya dinyatakan siap masuk SD.
Mungkin karena usia Alya saat ini , berbeda dengan Astrico si kakak yang saat itu dalam kategori sangat tepat masuk SD ( 6 tahun 6 bulan). Sementara Alya masih 5 tahun 10 bulan , belum genap 6 tahun.
Dari sisi kepribadian , keduanya cenderung pendiam ( bukan type anak yang suka cari perhatian) walaupun dari sisi social, sebenarnya Alya lebih mudah bergaul ketimbang di kakak yang cenderung solitaire.
Si kakak, mudah untuk di arahkan dan focus pada satu kegiatan dalam satu waktu, sementara Alya cenderung mudah bosan dan beralih kepada kegiatan lain, walaupun untuk hal hal tertentu yang disukainya, dia akan betah berlama lama, contohnya menggambar dan mewarnai. Tetapi Alya cenderung ingin mewarnai lebih banyak objek dan terkesan buru buru agar cepat selesai, sehingga dapat beralih ke objek gambar yang lain.
(Jadi ingat, bahwa akupun sebenarnya cenderung demikian.., mungkin ini genetic ya?)
Alya sering sekali mengatakan “Alya ngga bisa” dengan harapan umi akan membantu kegiatannya, walaupun dia sebenarnya bisa jika saja mau mencoba . Jadi perkataan nya tersebut, lebih untuk menarik perhatian dari umi atau orang dewasa lain di sekitarnya untuk membantunya. Karena jika dia bermain dengan teman sebayanya, tidak pernah tercetus kata tidak bisa. Bahkan dia cenderung mengajari dan memberi tahu rekan sebayanya atau teman bermainya, bagaimana melakukan sesuatu dengan benar ( misalnya memasang puzzle , menghitung dll).
Satu hal yang agak membingungkan… Dia selalu ingin belajar katanya ( entah itu menggambar, mewarnai, menulis, meminta di buatkan soal matematika, atau menambahkan hurup). Dan dia terlihat tidak pernah jenuh dengan kegiatan tersebut, sehari bisa berlembar lembar kertas dipakai untuk menggambar dan mewarnai. Kalau di belikan buku mewarnai, tidak sampai lebih dari dua hari, buku tersebut sdh selesai di warnai, walaupun dengan tidak rapi ( karena lebih mengejar target selesai semua).
Kalau dibelikan buku aktivasi, sehari sdh diselesaikan semua, dan besok sdh bingung mau mengerjakan apa.
Sebenarnya tidak perlu khawatir dengan perilaku nya, dibandingkan dengan rekan sebayanya yang lain. Dan di sela sela kesibukannya menggambar, bermain puzzle, mewarnai, bermain play doh, dia tetap anak kecil yang ceria, lebih senang berlari kesana kemari dibanding duduk manis.
So…. Jika memang Allah mengijinkan, Insya Allah Alya bersekolah di SD tsb, Jika tidak… berarti Allah memiliki rencana yang lebih baik untuk Alya dan untuk semua…
Amin… Ya Robbal alamin….
Sekarang, kenapa agak resah dengan prosedur yang sama yang akan di jalani Alya untuk masuk SD tsb? Ada sedikit kekhawatiran bahwa Alya tidak siap dengan segala macam test tersebut, padahal beberapa bulan lalu sdh pernah menjalani psikotest di sekolah (TK), dan hasilnya cukup memuaskan dalam arti, secara intelegensia dan kematangan,Alya dinyatakan siap masuk SD.
Mungkin karena usia Alya saat ini , berbeda dengan Astrico si kakak yang saat itu dalam kategori sangat tepat masuk SD ( 6 tahun 6 bulan). Sementara Alya masih 5 tahun 10 bulan , belum genap 6 tahun.
Dari sisi kepribadian , keduanya cenderung pendiam ( bukan type anak yang suka cari perhatian) walaupun dari sisi social, sebenarnya Alya lebih mudah bergaul ketimbang di kakak yang cenderung solitaire.
Si kakak, mudah untuk di arahkan dan focus pada satu kegiatan dalam satu waktu, sementara Alya cenderung mudah bosan dan beralih kepada kegiatan lain, walaupun untuk hal hal tertentu yang disukainya, dia akan betah berlama lama, contohnya menggambar dan mewarnai. Tetapi Alya cenderung ingin mewarnai lebih banyak objek dan terkesan buru buru agar cepat selesai, sehingga dapat beralih ke objek gambar yang lain.
(Jadi ingat, bahwa akupun sebenarnya cenderung demikian.., mungkin ini genetic ya?)
Alya sering sekali mengatakan “Alya ngga bisa” dengan harapan umi akan membantu kegiatannya, walaupun dia sebenarnya bisa jika saja mau mencoba . Jadi perkataan nya tersebut, lebih untuk menarik perhatian dari umi atau orang dewasa lain di sekitarnya untuk membantunya. Karena jika dia bermain dengan teman sebayanya, tidak pernah tercetus kata tidak bisa. Bahkan dia cenderung mengajari dan memberi tahu rekan sebayanya atau teman bermainya, bagaimana melakukan sesuatu dengan benar ( misalnya memasang puzzle , menghitung dll).
Satu hal yang agak membingungkan… Dia selalu ingin belajar katanya ( entah itu menggambar, mewarnai, menulis, meminta di buatkan soal matematika, atau menambahkan hurup). Dan dia terlihat tidak pernah jenuh dengan kegiatan tersebut, sehari bisa berlembar lembar kertas dipakai untuk menggambar dan mewarnai. Kalau di belikan buku mewarnai, tidak sampai lebih dari dua hari, buku tersebut sdh selesai di warnai, walaupun dengan tidak rapi ( karena lebih mengejar target selesai semua).
Kalau dibelikan buku aktivasi, sehari sdh diselesaikan semua, dan besok sdh bingung mau mengerjakan apa.
Sebenarnya tidak perlu khawatir dengan perilaku nya, dibandingkan dengan rekan sebayanya yang lain. Dan di sela sela kesibukannya menggambar, bermain puzzle, mewarnai, bermain play doh, dia tetap anak kecil yang ceria, lebih senang berlari kesana kemari dibanding duduk manis.
So…. Jika memang Allah mengijinkan, Insya Allah Alya bersekolah di SD tsb, Jika tidak… berarti Allah memiliki rencana yang lebih baik untuk Alya dan untuk semua…
Amin… Ya Robbal alamin….
Kamis, 02 Februari 2012
Malaria n~ Demo
Dulu ketika saya masih menjadi mahasiswa di Fakultas kehutanan ,seorang sahabat pernah berkata “ jangan pernah mengaku forester kalau belum pernah mencicipi malaria” wuih… serem banget dah ungkapan tsb.
Pasalnya 6 dari 10 mahasiswa di fakultas kehutanan yang sudah merasakan keluar masuk hutan, pasti pernah mengindap penyakit tropika ini ( malaria maksudnya). Beruntungnya saya walaupun tidak pernah terjangkit malaria, tapi tidak ada satu temanpun yang meragukan “ ke forester an “ saya.
Seperti rekan mahasiswa lainnya , saya sering keluar masuk hutan, bahkan jauh lebih sering dari yang lainnya, jika di hitung selama kuliah , tetapi Alhamdulillah…. Setiap keluar dari rimba raya tersebut, saya sehat walafiat dan bertambah bugar. Pernah beberapa kali selama 2-4 minggu harus camping di virgin forest, (asli nginap di tenda tenda di tengah hutan belantara)… pulang pulang justru merasa lebih segar.
Sementara beberapa teman lain baru 2-3 hari menginap di hutan, pulang pulang sudah harus diopname di RS.
Pokoknya saya bersyukur yang tak terhingga kepada NYA, atas limpahan kesehatan yang diberikan selama ini
Ketika memasuki dunia kerja dan berkarir di HRD, seorang sahabat yang pernah tinggal di Luar negeri berkata “ belum di akui menjadi orang HRD kalo belum pernah mengatasi demonstrasi karyawan”. Ini statement lebih sangar lagi.
Dan masih ditambahkan oleh nya bahwa di negara negara yang pengaruh serikat pekerjanya cukup dominan, maka orang HRD yang mahal harganya di pasar kerja adalah seseorang yang pernah mengatasi demo dan terlibat negosiasi dengan Serikat Pekerja dalam pembuatan kesepakatan kerja bersama. Entah ini ilmiah apa tidak, tetapi statement tersebut ada benarnya juga.
Pertama : secara teori, banyak orang mempunyai pengetahuan tentang bagaimana mengelola SDM ( HRM), tetapi sedikit sekali yang pernah terlibat dalam implementasi dari teori tersebut. Banyak orang HRD mengetahui teori komunikasi dan negosiasi, tetapi berapa orang yang punya kesempatan melakukan negosiasi dengan pihak pekerja demi sebuah kepentingan bersama ( bisa juga di baca kepentingan perusahaan, karena dia pasti menjadi wakil dari pengusaha).
Ketika timbul aksi demonstrasi oleh karyawan karena penolakan atas sebuah aturan, atau karena tuntutan atas hal lain, maka tidak semua orang HRD bisa terlibat, karena batasan batasan job masing masing officer. Jika pun terlibat belum tentu bisa berbuat banyak. Karena karyawan yang berdemo biasanya menginginkan pimpinan tertinggi yang menghadapi mereka.
Sehingga ketika kita berada pada posisi menghadapi para karyawan yang berdemo, maka itulah kesempatan kita menambah pundi pundi kompetensi kita. Terlepas dari hasil negosiasi yang dilakukan, kita pasti memperoleh sesuatu yang membuat kompetensi kita bertambah.
Tetapi…. Apakah kompetensi tersebut hanya bisa di dapat melalui sebuah demo /deadlock karyawan ?jawabnya mungkin saja tidak, tetapi.. percayalah sebuah situasi besar pasti memberi pelajaran besar pula. Jadi …. Jangan takut menghadapi demo, apalagi demo masak.. hmmmm yummy….. ;-))
Pasalnya 6 dari 10 mahasiswa di fakultas kehutanan yang sudah merasakan keluar masuk hutan, pasti pernah mengindap penyakit tropika ini ( malaria maksudnya). Beruntungnya saya walaupun tidak pernah terjangkit malaria, tapi tidak ada satu temanpun yang meragukan “ ke forester an “ saya.
Seperti rekan mahasiswa lainnya , saya sering keluar masuk hutan, bahkan jauh lebih sering dari yang lainnya, jika di hitung selama kuliah , tetapi Alhamdulillah…. Setiap keluar dari rimba raya tersebut, saya sehat walafiat dan bertambah bugar. Pernah beberapa kali selama 2-4 minggu harus camping di virgin forest, (asli nginap di tenda tenda di tengah hutan belantara)… pulang pulang justru merasa lebih segar.
Sementara beberapa teman lain baru 2-3 hari menginap di hutan, pulang pulang sudah harus diopname di RS.
Pokoknya saya bersyukur yang tak terhingga kepada NYA, atas limpahan kesehatan yang diberikan selama ini
Ketika memasuki dunia kerja dan berkarir di HRD, seorang sahabat yang pernah tinggal di Luar negeri berkata “ belum di akui menjadi orang HRD kalo belum pernah mengatasi demonstrasi karyawan”. Ini statement lebih sangar lagi.
Dan masih ditambahkan oleh nya bahwa di negara negara yang pengaruh serikat pekerjanya cukup dominan, maka orang HRD yang mahal harganya di pasar kerja adalah seseorang yang pernah mengatasi demo dan terlibat negosiasi dengan Serikat Pekerja dalam pembuatan kesepakatan kerja bersama. Entah ini ilmiah apa tidak, tetapi statement tersebut ada benarnya juga.
Pertama : secara teori, banyak orang mempunyai pengetahuan tentang bagaimana mengelola SDM ( HRM), tetapi sedikit sekali yang pernah terlibat dalam implementasi dari teori tersebut. Banyak orang HRD mengetahui teori komunikasi dan negosiasi, tetapi berapa orang yang punya kesempatan melakukan negosiasi dengan pihak pekerja demi sebuah kepentingan bersama ( bisa juga di baca kepentingan perusahaan, karena dia pasti menjadi wakil dari pengusaha).
Ketika timbul aksi demonstrasi oleh karyawan karena penolakan atas sebuah aturan, atau karena tuntutan atas hal lain, maka tidak semua orang HRD bisa terlibat, karena batasan batasan job masing masing officer. Jika pun terlibat belum tentu bisa berbuat banyak. Karena karyawan yang berdemo biasanya menginginkan pimpinan tertinggi yang menghadapi mereka.
Sehingga ketika kita berada pada posisi menghadapi para karyawan yang berdemo, maka itulah kesempatan kita menambah pundi pundi kompetensi kita. Terlepas dari hasil negosiasi yang dilakukan, kita pasti memperoleh sesuatu yang membuat kompetensi kita bertambah.
Tetapi…. Apakah kompetensi tersebut hanya bisa di dapat melalui sebuah demo /deadlock karyawan ?jawabnya mungkin saja tidak, tetapi.. percayalah sebuah situasi besar pasti memberi pelajaran besar pula. Jadi …. Jangan takut menghadapi demo, apalagi demo masak.. hmmmm yummy….. ;-))
Langganan:
Postingan (Atom)