Sabtu pagi, Aku menghadiri resepsi perayaan hari Ibu di rumah jabatan Walikota, inipun karena perusahaan menjadi pemenang terbaik 2 untuk pembinaaan terhadap tenaga kerja wanita di tingkat kota,sehingga “wajib” hadir untuk menerima reward. Karena Astrico kebetulan mau ke tb gramedia ( yg kebetulan terletak di Mall samping rumah walikota) maka sambil menunggu mall buka, dia pun mau saja ku ajak “nunggu” di ruang resepsi, sekalian ku pesankan untuk jadi fotografer, Jarang jarang kan bisa ketemu Pak walikota dan menerima penghargaan, masa sih ngga di abadikan
Di tengah acara, hand phone yang di silent memberi tanda ada sms masuk : isinya “
Ass.wr.wb. Selamat ya bu, Astrico menjadi juara Harapan I Olympiade Fisika di Unmul untuk tingkat SMA. Tita.” ( ini nama salah seorang ustz nya ketika di SD)
Kutunjukan sms itu ke Astrico, wah ini hoax kali komentarnya, karena sama sekali dia tidak yakin bisa meraih peringkat juara, sehubungan dengan keikut sertaannya juga adalah eksebishi alias pengkaderan, karena dia juga baru kelas 1 dan yang di jagokan menang adalah kakak kakak kelas 3.
Ya… udah , ntar kita check aja ke unmul setelah acara.ini. Ngga lama giliran Hp nya yang bergetar, dan rupanya salah seorang guru pembimbingnya menyampaikan kabar tsb. Barulah dia yakin, bahwa dia benar benar menang.
Hal yang sama pernah terjadi 8 bulan yang lalu ketika masih di SMP, krn hujan lebat sehingga terhalang untuk menghadiri pengumuman pemenang olympiade sains di unmul juga, tetapi bbrp temannya sms ke hp ku ( heran ya.. kenapa ke HP ibunya? Bukan ke HP astrico nya?)
Tante , astrico juara I nih untuk olympiade fisika smp dan juga menjadi juara untuk kategori the best essay. Hadiahnya banyak lho tante, bilang ke astrico ntar traktir kita makan ya…
Begitulah…. Kabar menggembirakan tersebut di respon oleh nya dengan sangat datar, tidak ada luapan kegembiraan yang diperlihatkan. Ini anak memang sangat bisa mengendalikan emosinya.
Sementara , aku sang bunda rasanya pengen seluruh dunia tau, kalo dia menjadi pemenang.
Mungkin karena sering nya dia ikut kejuaraan sejak SD, dulu bidangnya matematika dan bahasa inggris, sekarang beralih ke fisika dan sedang running adalah programmer ( wuih…. Keren ngga tuh). Kadang kalah, seringnya sih dapat peringkat, walaupun tidak melulu juara I.
Sehingga dia sudah terbiasa dengan prestasi prestasi tersebut dan menganggapnya biasa saja. Justru seharian kemarin dia selalu menyampaikan, bahwa prestasi nya kali ini adalah murni keberuntungan , karena secara faktanya dia belum belajar materi materi yang di ujikan dalam olympiade tersebut.
Hari ini aku melihat peringkat nilai dari seluruh peserta yang berasal dr SMA nya.. ups…. Nilai Astrico jauh melampaui nilai kakak kakak kelasnya. …. So… mungkin seperti kata dia ini adalah keberuntungan. Mungkin Tuhan sedang ingin menguji hatinya dengan prestasi ini. Semoga dia tidak menjadi pongah dan tinggi hati dengan prestasi ini, semoga tetap rendah hati, ikhlas dan terus mengembangkan kemampuannya, Semoga Allah memudahkan langkahnya dalam setiap kebaikan . amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar