Sejak Dahlan Iskan di angkat menjadi Menteri BUMN, setiap artikel ttg beliau selalu menjadikan perasaan saya mengharu biru, bahkan sangat sering sampai meneteskan air mata.
Entah kenapa… seperti juga perasaan saya setiap kali membaca buku Laskar Pelanginya Andrea Hirata. Sepuluh kali membaca, sepuluh kali pula saya meneteskan air mata.
Mungkin saya termasuk orang orang dalam kategori “ cengeng”. Gampang tersentuh, gampang terbawa suasana, gampang larut .. sangat sensitif dan banyak penjelasan lain.
Tetapi setelah saya cermati kembali… kenapa hanya membaca artikel di kompas yang berjudul “ Menu Makan siang Pak Menteri “ (Dahlan Iskan) saya bisa bisanya meneteskan air mata, padahal ngga ada sama sekali sedih sedihnya dalam artikel tsb , apa lagi membaca artikel tulisan beliau “ Inikah Kisah Kasih Tak Sampai” atau “ anak miskn yang jadi menteri” wah bisa habis berlembar lembar tissue untuk menghapus air mata.
Atau jika saya membaca novel laskar pelangi yang kesekian kali…., di bab pertama ttg 10 murid baru… itupun sdh membuat perasaan saya mengharu biru dan pasti ujung ujung nya meneteskan air mata.
Rupanya saya tidak membaca hanya sekedar tulisan dalam artikel atau novel tersebut, rupa rupa nya saya membaca Ruh/ jiwa /soul dari tulisan tersebut, itulah yang kemudian menyentuh jiwa dan sisi terdalam dari saya sebagai manusia. Jiwa dalam tulisan tersebut bertemu dengan jiwa murni saya sebagai manusia ( yang sebenarnya di miliki oleh semua umat di dunia). Maka jadilah sentuhan tersebut menyebabkan getaran terdalam dan keluar dalam bentuk perasaan yang mengharu biru , atau dalam kasus saya, sentuhan dan getaran itu menciptakan air mata.
Jadi air mata ini bukan karena kesedihan.. tetapi lebih karena getaran terdalam pada jiwa murni yang dengan jujur membisikkan ada nilai nilai luhur yang tersampaikan melalui artikel atau bacaan tersebut.
Contoh sederhana .. ketika saya membaca artikel Menu makan siang Pak Menteri, di dalam artikel tersebut di tuliskan Pak Dahlan memilih makan siang di kantin BUMN dan membayar sendiri makanan nya. Yang saya tangkap ( jiwa saya tangkap) dari tulisan itu adalah Seorang pejabat yang penuh kesederhanaan, Tidak butuh dilayani, tetapi justru melayani, Tidak arogan karena pangkat dan jabatan serta kekayaan. Benar benar ikhlas dalam berbuat. Ini semua adalah nilai nilai luhur yang tidak terbaca secara jelas di artikel, tetapi mampu di baca oleh jiwa murni saya.
Dalam artikel Anak Miskin yang jadi menteri, yang tertangkap oleh jiwa saya adalah Keuletan dan kerja keras yang luar biasa, keinginan selalu menjadi lebih baik, tidak takut dengan tantangan dan halangan, sekali lagi.. keikhlasan untuk berbuat bagi banyak orang.
Bukan kan itu semua Value yang luar biasa dalam kehidupan kita.
Jadi….dalam kehidupan yang semakin global, ternyata nilai nilai luhur kehidupan semakin tergerus, jiwa kita haus akan sentuhan keluhuran, dan selalu butuh dikuatkan baik oleh kita sendiri , ataupun oleh orang lain yang masih menggenggam erat nilai nilai tersebut.
Melalui Laskar Pelangi,seorang guru di ujung pulau belitong, menguatkan kita, bahwa keikhlasan itu berbuah manis…, melalui Ikal si tokoh utama kita belajar bahwa keterbatasan tidak menjadi kendala untuk sebuah kemajuan dan perubahan ke arah lebih baik. Bahwa bermimpilah menjadi lebih baik… karena Tuhan akan memeluk mimpi mimpimu. ( mengutip kata-katanya Andrea nih )
Jadi ketika menemukan saya sedang berkaca-kaca di depan sebuah buku atau di depan layar computer atau di depan apapun yg sedang saya baca, maka mintalah saya share yang saya baca, karena pasti memiliki makna yang luar biasa, semoga jiwamu mampu juga menangkap seperti yang jiwaku tangkap.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar