Kamis, 10 November 2011

Budaya Memberi

Pada idul qurban seminggu yang lalu, terlihat di berbagai tempat orang orang mengantri untuk mendapat jatah hewan qurban. Tak terkecuali di musholla kantor, yang Alhamdulillah tahun ini berhasil menyembelih 3 ekor sapi dari hasil tabungan qurban para karyawan selama setahun. Jika satu sapi merupakan gabungan dari 7 orang karyawan, maka dengan 3 ekor sapi, berarti ada 21 orang karyawan yang berqurban di tahun ini. Subhannallah, jumlah ini meningkat di banding tahun lalu.
Tetapi.. yang lebih meningkat lagi adalah jumlah yang antri untuk mendapat daging qurban.
Walaupun telah di sepakati bahwa daging qurban akan di berikan kepada karyawan di pabrik yang layak menerima dan masyarakat sekitar pabrik yang juga layak menerima, masih banyak karyawan /masyarakat lain yang “kelihatannya” mampu berqurban juga ikut antri untuk mendapat jatah.
Yang lebih antusias lagi adalah jumlah panitia ( entah yang resmi di tunjuk atau yang abal abal) ikut-ikutan mengatur dan membagi, jumlahnya fantastis.
Dan sebagian orang tersebut ( panitia ) dengan perilaku yang sangat kelihatan mementingkan diri sendiri dengan menyembunyikan bagian bagian terbaik dari daging qurban untuk dirinya sendiri. Astagfirullah…

Rupanya , karena merasa panitia, maka berhak untuk mendapat yang terbaik tanpa mempedulikan bahwa bukan lah hak nya untuk mengambil bagian bagian tersebut semaunya. Tetapi itulah yang terjadi.

Bukan budaya memberi dan berqurban yang tertanam di masyarakat ( padahal terlahir sebagai muslim dan bertahun tahun ikut berayakan idul adha). Tetapi justru budaya menerima dan meminta yang menjamur. Bukan akhlak mulia nabi Ibrahim yang menjadi panutan sebagai muslim, tetapi malah merendahkan diri dengan menjadi peminta minta.
Betapa mengenaskan kondisi ini.

Jika saja sebagian besar orang yang mampu memiliki budaya memberi, maka tidak akan terjadi desakan desakan , rebutan dan berbagai perilaku yang memilukan ketika ada pembagian zakat dan qurban, karena jauh lebih banyak yang memberi daripada yang antri untuk menerima.

Jika saja budaya memberi menjadi bagian dari kehidupan kita, maka keharmonisan akan tercipta dengan sendirinya, keberkahan akan diberikan oleh NYA, kebaikan akan menjadi aura kehidupan.
Bukankah tangan di atas adalah lebih baik dari tangan di bawah?
Bukankah Allah telah menjanjikan kepada siapa yang memberi akan diberi lebih banyak lagi oleh NYA…..


semoga lebih banyak lagi yang mendapat petunjuk dan berqurban di tahun depan. amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar