Setelah hingar bingar pengumuman KPU, 22 Juli 2014 lalu, muncul sms dari nomor yang tidak dikenal di layar hp ku yang berbunyi " assmlkm wr wb. Sebuah pertanyaan mengapa ummat islam mlh pemimpin yg kurang memahami islam....?
Deg !!!panas rasanya hati , ingin rasanya sms ini segera di reply dengan pertanyaan.. apakah anda yakin calon satunya lebih memahami islam???? kemudian pertanyaan berikutnya " siapa yang berhak menilai keislaman seseorang ?" dan pertanyaan yang konyol "apakah karena dia berpeci sehingga dianggap lebih memahami islam ?" atau pertanyaan memalukan lainnya " apakah karena di dukung begitu banyak partai Islam, sehingga dia menjadi lebih islami atau lebih memahami islam ?"
Sungguh menyebalkan sekali bunyi sms ini, kenapa juga si pengirim bisa mengirim ke saya yang memang lebih memilih si kurus daripada si "ganteng", sehingga sms ini terasa begitu menohok. sms ini sama artinya bahwa saya selaku umat muslim yang memilih si kurus, sama parahnya kadar keislaman saya di mata si pengirim sms. Siapalah dia yang berhak menilai keislaman saya???
Ingin rasanya mendebat panjang lebar ttg isi sms ini, tapi apalah daya , saya juga tidak mengetahui siapa yang mengirim, boro boro diajak debat, lagian jika saya tanggapi melalui sms lanjutan , kelihatannya buang buang waktu saja, karena biasanya seseorang yang sdh mengklaim dirinya benar, tidak akan pernah mau mendengar argumen orang lain. alhasil kekesalan kutumpahkan melalui blog pada hari ini, setelah beberapa hari terus disimpan di kepala.
mengapa seseorang begitu mudah menjudge tentang orang lain? Apakah dia memang sangat mengenal orang tersebut, sehingga sangat paham "jeroan" seseorang yang dihakiminya? Apalagi ini menyangkut keyakinan seseorang. ini urusan besar dan berat man.
Kembali ke konteks pertanyaan siapa yang lebih memahami islam dari yang lain ? Apakah jika seseorang hafal shiroh nabawiyah, lantas dianggap lebih paham islam? atau karena hafal 30 jus sehingga dianggap lebih memahami islam, atau karena penampilan bersongkok dan memelihara janggut , lantas menjadi lebih memahami islam? Apa sebenarnya maksud dari kalimat " memahami islam ?" ini sebenarnya topik yang ingin kudiskusikan dengan si pengirim sms.
Nomornya masih tersimpan di memory... apakah sebaiknya dilanjutkan untuk menuntaskan rasa penasaran, atau di relakan saja, karena meyakini, hanya Allah semata yang boleh menghakimi setiap manusia di muka bumi ini terkait dengan keyakinannya.
Untung ini ramadhan, sehingga ikhlas dan rela lebih menyeruak ketimbang emosi dan kegeraman, karena Allah memberi petunjuk, semoga...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar