Senin, 17 Januari 2011
Etape Baru
Dini hari minggu, cuaca kurang bersahabat dengan rinai gerimis kecil yang terlihat di balik kaca. Semalam sudah memutuskan untuk tidak gowes pagi ini, karena suhu badan alya masih agak hangat, di tambah 5 anak cowok abg sahabat-sahabat sd nya Astrico yang sedang menginap di rumah.
Tetapi antara keinginan untuk tetap di rumah dan keinginan menyusuri jalan dengan bersepeda, nampaknya lebih tinggi yang terakhir, karena minggu lalu sdh absen gara-gara rapim di kantor yang dilakukan hari Sabtu dan Minggu. Setelah menyiapkan sarapan buat kelima cowok abg itu, kami menaikkan sepeda ke mobil, dengan pertimbangan, jika cuaca menjadi lebih jelek, ya…. tidak jadi gowes, cari sarapan saja dan kembali pulang.
Di jembatan mahakam, rinai gerimis agak lebih banyak, wah… alamat batal gowes beneran nih batinku. Sampai di rumah mama , ternyata cuaca cerah, setelah menitipkan alya, segera menurunkan sepeda, dan mulai mengayuh menuju GOR Segiri, tempat kumpul “subicers” yang lain. Jam sudah menunjukan pukul 6.40 wita , 10 menit telat dari waktu yang disepakati , beruntungnya kami tidak di tinggal, karena pagi ini ada launching “ Car Free Day”, sehingga bos subicers memutuskan untuk show of community dulu. 3 kali putar putar di area car free , trus foto- foto dengan Wakil walikota , akhirnya kami mulai perjalanan gowes minggu pagi ini. Dengan rute yang baru dan belum pernah di tempuh oleh sebagian besar dari kami.
Mulai dari jalan kusuma bangsa, masuk gatsu, trus belok di A. Yani , lanjut ke jalan pemuda, ketemu dengan rombongan jalan santai , yang ternyata adalah umat hindu , karena kami sempat ber- hai- hai kepada rekan-rekan kami yang ada di rombongan itu. Mereka nampaknya cukup tertegun dengan communitas ini, mungkin karena cukup banyak yang ikut hari ini ( sekitar 27 orang termasuk 4 new comer).
Perjalanan berlanjut ke Mugi rejo yang rencananya bakal tembus di jalan gerilya.Ketika memasuki Mugi Rejo, Devi ( anggota yang paling rame) sudah berkomentar, wah... ini jalan penuh gunung dan rusak pula. Aku, karena belum pernah melewati daerah tsb, mengira biasalah... gunung seperti minggu –minggu yang lalu.
Setengah perjalanan di tengah tanjakan tinggi dan panjang, rantai sepeda devi lepas, sebagian yang ngga kuat, akhirnya dorong sampai ke puncak, termasuk aku yang sempet juga dorong, tetapi ditengah tanjakan, aku coba gowes lagi dan ternyata bisa. Upsss. Ini baru tanjakan pertama, katanya sih masih banyak di depan sana yang menunggu untuk di libas. Ah.... ngga masalah, kalo ngga kuat gowes.. ya.. dorong, itu sih prinsip ku , yang penting bisa lewat.
Lama juga istirahat, karena lepas rantai nya cukup repot posisinya. Beruntung bos dan juragan lain,sigap menangani. Perjalanan di lanjutkan, tanjakan tinggi selanjutnya, hampir semua dorong, hanya para biker sejati yang mantap sampai ke puncak, termasuk 2 wanita (Idang & Anggie) wow... huebat banget guys.
Si Momod, bilang,... tenang aja ngga ada gunung lagi kok, datar-datar aja..., semua menampilkan wajah bersemangat lagi.
Mumpung dapat view bagus..., langsung aksi narsis semua subicers keluar. Ada yang langsung mendorong sepeda ke tempat paling tinggi untuk bergaya, ada yang pinjam sepeda yg sdh di atas untuk di ajak berfoto , ada yang bela-belain climb untuk dapet view terbaik. Wuih... pokoknya semua narsis abis.
Tetapi ini belum selesai, setelah gunung yang kedua itu , kami menghadapi jalan setapak, lebarnya bener-benar hanya untuk 1 sepeda, dengan kondisi tanah yang buruk dan berlumpur. Aku hampir merasa tersesat, ketika tertinggal dan sendirian di tengah semak2 dan pohon tinggi , dengan lebar jalan hanya 50 cm, sempat teriak-teriak.. bener ngga ini jalannya. Untung masih banyak di belakangku yang akhirnya menyusul.
Setelah jalan setapak, ada tanjakan tinggi lagi, ampun deh.....semua langsung teriak... Pak Momod...katanya ngga ada gunung lageeee.....Dibawah gunung itu rupanya tempat lokalisasi. Alamak... hebat nian yang mencari rute ini. Ada temen yang terbengong- bengong , ini tempat apa ? kok ada tulisan ” wajib menggunakan.... K....m” Setelah di terangkan baru mahfum... oh... begitu kah???
Keluar dari lokasi lokalisasi, masih menemukan 2 gunung dengan jalan yang buruk,tapi sdh mulai mendekati kota. Semangat lagi, karena sdh dekat pit stop.
Akhirnya... pukul 10.00 wita ,pit stop di depan mata, pecel pincuk dan soto lamongan... tinggal pilih,eit...bayar dulu 15 ribu ke bendahara.
Selesai makan, perut kenyang, lanjut pulang ke rumah masing masing . Etape 19 km yang sangat mengesankan, penuh dengan kejutan. Sampai ketemu minggu depan . Tetap Sehat dan Semangat SUBICERS.
Bravo!!!
Rabu, 12 Januari 2011
the result of effort
Dalam banyak kejadian di kehidupan kita, rasanya tidak semua sesuai dengan yang kita inginkan. Yang paling sederhana saja, ketika bangun di pagi hari, kita ingin cuaca cerah, ternyata di luar jendela, telah turun rintik – rintik kecil gerimis. Hal kecil itu , tiba-tiba saja mampu merubah “mood” seseorang , menjadi kurang bersemangat misalnya.
Apalagi jika keinginan dan kenyataan , berbanding terbalik. Ingin kanan, yang terjadi ternyata kiri. Bukan hanya merubah mood menjadi kurang bersemangat, hal demikian malah bisa membuat seseorang menjadi frustasi , putus asa, akhirnya apatis ( tidak mau melakukan apapun)
Dalam sebuah ayat Al-Qur’an di sebutkan
”Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan[768] yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia. ( Ar Rad .11)
Bagi umat muslim yang memahami kitab sucinya sudah sangat jelas dengan ayat tersebut, bahwa keberhasilan dan kegagalan adalah di tentukan oleh dirinya sendiri dan Allah akan mempertegas hasil akhir dari sebuah usaha.
Jika sudah berusaha dengan semaksimal mungkin, dan ternyata hasil akhirnya tidak sesuai dengan harapan, mungkin bagian dari usaha tersebut lupa di imbangi dengan doa dan berbuat kebaikan ( ingatlah, bahwa Allah senantiasa menjawab doa kita, dan membalas kebaikan dengan kebaikan.)
Jika pun sdh cukup usaha dan doa serta kebaikan yang dilakukan, tetapi hasilnya tetap tidak sesuai harapan, percayalah bahwa Allah selalu memberikan yang terbaik bagi kita pada saat yang tepat.
Kegagalan ( dalam persepsi manusia) mungkin bukan kegagalan dalam arti yang sesungguhnya. Bisa saja ”kegagalan” tersebut pada saat itu memang kita perlukan ( yg sering tdk kita sadari ) karena alasan tertentu . Ini lah sebenarnya yang harus kita gali, hikmah dibalik setiap kejadian dan hasil sebuah usaha.
Terkadang, dibalik sebuah "kegagalan" terselip insight yang justru membuat kita semakin kuat, jika kita mampu memahaminya. Dan bisa saja sebuah "keberhasilan" akan melemahkan kita jika tidak bijak menyikapinya. Contoh sederhana, ketika kita gagal dalam sebuah kompetisi olahraga, maka kegagalan itu menempa kita agar berusaha lebih keras pada event yad. kita mempelajari trik lawan dan mengkoreksi kesalahan-kesalahan yang kita lakukan agar tidak terulang kembali. kita belajar lebih banyak tentang cara untuk menjadi pemenang.
Sementara sebuah keberhasilan, bisa saja melenakan kita, karena mengganggap diri kita sdh lebih baik dari yang lain, tidak ada yang kita pelajari lagi, tidak akan ada koreksi kesalahan dan berusaha mempelajari trik lawan, karena kita merasa kita sdh menjadi yang terbaik. Ini hal yang bisa melemahkan, jika kita tidak pandai-pandai menyikapi sebuah keberhasilan.
Banyak orang mengatakan kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda, mungkin memang ada benarnya juga, dengan kegagalan seseorang belajar untuk bangkit kembali, menjadi lebih kuat, dan meningkatkan semangat serta tekad untuk berhasil di kemudian hari.Hal-hal ini yang menjadi modal bagi seorang pemenang yang sesungguhnya....the real champion.
---tulisan ini ditujukan bagi siswa smpn 1 samarinda, yang mengikuti 2nd science camp 2011. Maju terus dan tetap semangat.
Apalagi jika keinginan dan kenyataan , berbanding terbalik. Ingin kanan, yang terjadi ternyata kiri. Bukan hanya merubah mood menjadi kurang bersemangat, hal demikian malah bisa membuat seseorang menjadi frustasi , putus asa, akhirnya apatis ( tidak mau melakukan apapun)
Dalam sebuah ayat Al-Qur’an di sebutkan
”Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan[768] yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia. ( Ar Rad .11)
Bagi umat muslim yang memahami kitab sucinya sudah sangat jelas dengan ayat tersebut, bahwa keberhasilan dan kegagalan adalah di tentukan oleh dirinya sendiri dan Allah akan mempertegas hasil akhir dari sebuah usaha.
Jika sudah berusaha dengan semaksimal mungkin, dan ternyata hasil akhirnya tidak sesuai dengan harapan, mungkin bagian dari usaha tersebut lupa di imbangi dengan doa dan berbuat kebaikan ( ingatlah, bahwa Allah senantiasa menjawab doa kita, dan membalas kebaikan dengan kebaikan.)
Jika pun sdh cukup usaha dan doa serta kebaikan yang dilakukan, tetapi hasilnya tetap tidak sesuai harapan, percayalah bahwa Allah selalu memberikan yang terbaik bagi kita pada saat yang tepat.
Kegagalan ( dalam persepsi manusia) mungkin bukan kegagalan dalam arti yang sesungguhnya. Bisa saja ”kegagalan” tersebut pada saat itu memang kita perlukan ( yg sering tdk kita sadari ) karena alasan tertentu . Ini lah sebenarnya yang harus kita gali, hikmah dibalik setiap kejadian dan hasil sebuah usaha.
Terkadang, dibalik sebuah "kegagalan" terselip insight yang justru membuat kita semakin kuat, jika kita mampu memahaminya. Dan bisa saja sebuah "keberhasilan" akan melemahkan kita jika tidak bijak menyikapinya. Contoh sederhana, ketika kita gagal dalam sebuah kompetisi olahraga, maka kegagalan itu menempa kita agar berusaha lebih keras pada event yad. kita mempelajari trik lawan dan mengkoreksi kesalahan-kesalahan yang kita lakukan agar tidak terulang kembali. kita belajar lebih banyak tentang cara untuk menjadi pemenang.
Sementara sebuah keberhasilan, bisa saja melenakan kita, karena mengganggap diri kita sdh lebih baik dari yang lain, tidak ada yang kita pelajari lagi, tidak akan ada koreksi kesalahan dan berusaha mempelajari trik lawan, karena kita merasa kita sdh menjadi yang terbaik. Ini hal yang bisa melemahkan, jika kita tidak pandai-pandai menyikapi sebuah keberhasilan.
Banyak orang mengatakan kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda, mungkin memang ada benarnya juga, dengan kegagalan seseorang belajar untuk bangkit kembali, menjadi lebih kuat, dan meningkatkan semangat serta tekad untuk berhasil di kemudian hari.Hal-hal ini yang menjadi modal bagi seorang pemenang yang sesungguhnya....the real champion.
---tulisan ini ditujukan bagi siswa smpn 1 samarinda, yang mengikuti 2nd science camp 2011. Maju terus dan tetap semangat.
Senin, 03 Januari 2011
The Other Side Of Subics
Selamat Tahun Baru.. khusus para Subicers ” stay with your enthusiasm” hmmm...
Setahun telah dijalani, dengan segala macam warna dan rona kegiatan, kali ini saya ingin kembali bercerita ttg gowes communities, mumpung lagi demen.
Community ini akhirnya menemukan nama yang di sepakati seluruh anggota melalui saling usul di media jejaring social Facebook dan email. SUBICS Plus adalah nama yang dipilih dengan pertimbangan terlihat dinamis, mudah di ingat, unik dan berbagai alasan lainnya.
SUBICS sendiri akronim dari Sumalindo Bike Communities, kenapa ada nama Sumalindo nya? karena menurut para penggagas, sejarahnya community ini berasal dari beberapa karyawan Sumalindo yang “kurang kerjaan di hari minggu pagi “ dan mengingat kata kata bung Karno “ JAS MERAH” jangan sampai melupakan sejarah !!! bravo , di pilihkan secara aklamasi nama SUBICS , ditambah plus… karena saat ini anggotanya sdh sangat majemuk dengan asal –usul yang beraneka ragam.
Tanggal 2 Januari 2011 kemarin, adalah perjalanan gowes pertama di tahun 2011, dan ada hal yang sangat positif dilakukan oleh para anggota subics. Pagi itu semua merogoh dompet untuk mengeluarkan sedekah secara spontanitas untuk di sumbangkan kepada yayasan Rahmatullah ( Panti asuhan dan Pondok Pesantren) yang akan kami lalui dalam perjalanan nanti.
Alhamdulillah.. sumbangan spontanitas terkumpul 2,5 juta. Dan semua di serahkan kepada pengurus panti.
Tambahan moto bagi para goweser, sambil berolah raga, having fun dan berbagi dengan sesama.
Proficiat untuk semua subicers. !!!!
Setahun telah dijalani, dengan segala macam warna dan rona kegiatan, kali ini saya ingin kembali bercerita ttg gowes communities, mumpung lagi demen.
Community ini akhirnya menemukan nama yang di sepakati seluruh anggota melalui saling usul di media jejaring social Facebook dan email. SUBICS Plus adalah nama yang dipilih dengan pertimbangan terlihat dinamis, mudah di ingat, unik dan berbagai alasan lainnya.
SUBICS sendiri akronim dari Sumalindo Bike Communities, kenapa ada nama Sumalindo nya? karena menurut para penggagas, sejarahnya community ini berasal dari beberapa karyawan Sumalindo yang “kurang kerjaan di hari minggu pagi “ dan mengingat kata kata bung Karno “ JAS MERAH” jangan sampai melupakan sejarah !!! bravo , di pilihkan secara aklamasi nama SUBICS , ditambah plus… karena saat ini anggotanya sdh sangat majemuk dengan asal –usul yang beraneka ragam.
Tanggal 2 Januari 2011 kemarin, adalah perjalanan gowes pertama di tahun 2011, dan ada hal yang sangat positif dilakukan oleh para anggota subics. Pagi itu semua merogoh dompet untuk mengeluarkan sedekah secara spontanitas untuk di sumbangkan kepada yayasan Rahmatullah ( Panti asuhan dan Pondok Pesantren) yang akan kami lalui dalam perjalanan nanti.
Alhamdulillah.. sumbangan spontanitas terkumpul 2,5 juta. Dan semua di serahkan kepada pengurus panti.
Tambahan moto bagi para goweser, sambil berolah raga, having fun dan berbagi dengan sesama.
Proficiat untuk semua subicers. !!!!
Langganan:
Postingan (Atom)