hari kedua di Delhi,
penerbangan masih larut malam, jadi masih punya waktu nyaris 18 jam dari pagi sampai malam untuk kembali menjelajahi Delhi.
-------------------
Pastikan Biaya TUk TUK sebelum naik
Dimulai dengan breakfast yang disediakan hotel ( tempat makannya harus jalan beberapa meter menuju hotel lain ;-( breakfast yang tidak nyaman dengan disertai tatapan lebih tidak nyaman para pelayannya. Entah kenapa ... demikian? mungkin gaji mereka tidak sepadan atau melihat kami hanya memilih roti, pisang dan tea, membuat mereka tersinggung yaaa?
maafkan... rasa karee kalian membuat diriku bad mood !!! ( kemarin sdh sempat mencicipi dan ngga cocok dilidah)
Ngelencer hari ini dimulai dengan menikmati Botanical Garden terbesar di Delhi., trus... ke Delhi Gate dan ingin sekali sekali melihat Mall yang ada di Delhi.
berbekal ke PD an setelah 2 minggu menjelajah, kami menawar sebuah tuk tuk untuk diantar ke Botanical Garden. Oke Deal 100 rupee. naik lah kami berdua...
Di tengah jalan supir tuk tuk bilang, itu 100 ruppe untuk satu orang yaaa... bukan berdua !!!
Wahhh ini ngajak berantem nih !!. Dian udah emosi aja dan ngajak turun. tapi aku males pagi2 ribut sama supir tuk tuk, Akhirnya udah lah.. saya bayar 200 rupee dan antar sampe Garden,....
oke .. perjalanan berlanjut , ehhh lagi lagi si supir bilang itu Garden tutup kalo jam segini, Dengan emosi Aku n Dian bilang.. " bodo amattttt.... mau tutup kek , kami cuman mau foto di gerbangnya doank."
karena kami sdh dapat info ada beberapa supir yang mau ngarahin kami ke tempat2 lain dan minta bayaran lebih alias ini tipu2 untuk para turis.
Tiba di Botanical Garden, suasana pagi yang sejuk dengan matahari cerah dan pintu Garden terbuka lebar. si supir cuek aja, ngga merasa malu juga udah bilang berkali kali kalo Garden tutup.
Ihhhhh..... jangan tertipu di Delhi. Cukup deh tertipu dengan biaya tuk tuk yang jadi double
BOTANICAL GARDEN in DELHI
Ada Candi kuno di garden ini
------------------------------
Ternyata Biaya TUK TUK lokal hanya 1/5 dari yang biasa kami bayar
Mak jleb !!! Kurang Asem.....!!!!
Ini kami tau setelah dari India Gate kami ngga sadar nyasar ke daerah perdagangan rencana mau beli souvenir2 eh.. jadi beli manisan manisan India yang seperti sering di lihat di film film Bolywood itu.
ketemu warga lokal yang membantu kami mencari tuk tuk dan ternyata untuk berdua hanya 20 rupee.
alamak. padahal biasanya kami membayar 100 ruppe. bahkan tadi pagi 200 ruppe.
Sungguh Incredible India.
INDIAN GATE
TOKO JUAL MANISAN....
-----------------------------
jangan Tanya Mall sama orang Lokal. bakal Bingung sendiri !!!
After kelayapan dan nyasar nyasar sedikit di Delhi, ( Ngga seru kalo ngga nyasar.... hehehe... banyak alasan !!!) kami rencana mo check out dari hotel dan nitip barang dan tas sebelum ntar malem kami go to Bandara.
Abis itu rencana ke mall nya Delhi.
Tanya sama orang hotel pada bengong, ngga negrti bahasa inggris atau ngga tau mall itu apa. akhirnya ada satu resepsionis yang rada rada paham dan menyarankan untuk ke sebuah "Mall" dan bahkan dia juga memanggilkan tuk tuk untuk mengantar kami ke sana.
Asli.... mall nya sepiiiiiiii.......................... sampe kita ngga yakin , ini beneran mall kah ???
kami keliling keliling, ketemu food court , lumayan ada beberapa orang yang lagi makan, kebanyakan pasangan muda atau anak muda ( pasti orang2 dgn level ekonomi di atas rata rata yang masuk dan makan di sini). mampirlah kami untuk makan. harganya normally untuk makanan yang kami pesan.
Trus kami mampir ke supermarketnya, ngga banyak orang, yang asyik nih... aku bisa pilih pilih berbagai teh India... wow... nyesel aku ngga beli lebih banyak. cuman beli beberapa kotak . termasuk masala tea. yang aku sungguh suka....
stop plastik sudah diberlakukan sejak lama, jadi aku membeli tas dari goni, sekalian bisa jadi souvenier, beli beberapa cookies dari kacang badam .. enak sungguh.
-------------- pada akhirnya aku merenung sendiri,
Mall di delhi bukan hal yang umum seperti layaknya di kota kota di Indonesia.
mall di Delhi hanya milik para masyarakat kelas menengah atas yang memiliki kemampuan untuk sekedar nongkrong.
Dengan 18 juta penduduk Delhi, kehidupan itu menjadi sungguh keras, kompetisi terjadi dan untuk kepedulian dan saling tolong pun nyaris tidak tercium aromanya. semua sibuk berjuang untuk hidup...
Sungguh .... sepanjang perjalanan ke Bandara aku bersyukur hidup di Indonesia
bye bye Delhi, I am not sure to visit again in here...
but I will always remembered with our trip in this country....
The Trip make me have new paradigma about our live...
Thanks Allah to giving me time and other of the Trip.