Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi, Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dia memberikan anak-anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki dan memberikan anak-anak lelaki kepada siapa yang Dia kehendaki, ( As- Syura 49)
-----------------------------
Ada seorang sahabat yang telah lebih dari 5 tahun menikah,dan sampai saat ini belum dikaruniai buah hati. Ada yang sudah 12 tahun menikah dan pada akhirnya pasrah setelah semua usaha untuk memiliki anak belum membuahkan hasil. Ada yang baru 2 tahun menikah sudah stress karena belum juga memiliki momongan. Ada yang baru 1 bulan menikah dan ternyata bulan berikutnya positif hamil. Ada juga yang baru 6 bulan menikah, tiba tiba kita mendapat kabar bahwa dia telah melahirkan ( mungkin prematur, atau sebab lain, walahualam).
Jika membaca berita kriminalitas di koran, ada saja seorang ibu yang tega membuang bayinya di tong sampah, atau meletakkan di depan pintu panti asuhan, atau di depan masjid, dengan harapan ada yang akan memelihara di bayi. Begitu banyak orang tua yang tidak siap dan tidak sanggup dengan konsekwensi memelihara karunia dan titipan Allah tsb, sehingga menjamurlah klinik klinik ilegal untuk tempat aborsi (Astagfirullah ...)
Jadi sungguh sebuah paradoks, di satu sisi begitu banyak wanita yang menghiba berupaya jungkir balik agar diberi keturunan, Di sisi lainnya, ratusan wanita dengan sengaja berniat meniadakan karunia tersebut dengan berbagai jalan seperti aborsi, membuang bayi yg baru lahir, menitipkan kepada orang lain, dan banyak cara lainnya.
Mengapa bisa terjadi demikian ? Bukan kah seharusnya setiap karunia Allah itu harus di syukuri, bukankah setiap titipan dari Allah itu harus di jaga dengan sebaik-baiknya?
Mungkin.... pada sisi sepasang orang tua ( atau single parent) yang ingin meniadakan keturunan, tidak memiliki pemikiran dan keyakinan bahwa anak adalah Karunia apalagi titipan Allah. Mungkin mereka saat itu terpikir, anak adalah beban, anak adalah aib, anak adalah kesulitan dalam hidup mereka, sehingga menempuh segala cara untuk meniadakan.
Lantas.. bagaimana sebenarnya Allah bekerja/ sistem apa yang dijalankan oleh Allah? jika di satu sisi, mereka yang tidak menginginkan malah di beri, malah di titipi. Disisi lain mereka yang beratus ratus malam menghiba dalam sholat malamnya, atau sudah berupaya dari segala metoda dan segala persyaratan, malah tidak kunjung di beri.
Jawabannya saya yakin ada di banyak surah dan ayat dalam Al-Quran.
Ini salah satunya :
Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi, Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dia memberikan anak-anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki dan memberikan anak-anak lelaki kepada siapa yang Dia kehendaki, ( As- Syura 49)
Dan juga ayat yang mengatakan bahwa : ” apa yang kita sangka baik untuk kita, belum tentu baik menurut Allah, dan apa yang kita sangka tidak baik bagi kita , belum tentu tidak baik di mata Allah.
Kunci dari hal ini ternyata satu saja, yaitu IKHLAS.
IKHLAS .. berarti menyerahkan segala sesuatunya di tangan Allah
IKHLAS ... berarti tidak sibuk mempertanyakan alasan kepada Allah
IKHLAS.... berarti ikut dan tunduk terhadap semua ketentuan yang sdh digaris kan oleh Allah
IKHLAS...berarti selalu yakin, Allah senantiasa memberi yang terbaik bagi kita apapun bentuknya.
IKHLAS .....berarti yakin tidak ada kekuatan yang melebihi kekuatan Allah.
IKHLAS .... berarti nyaman dengan semua yang sudah ditentukan dan senantiasa ingin menjadi lebih baik di mata Allah.
IKHLAS ....berarti yakin, bahwa anak adalah karunia dan titipan Allah yang hak vetonya ada di tangan Allah.
Sehingga untuk sahabat sahabat saya yang disayang oleh ALLAH, karena nya Allah masih menunda untuk memberi tanggung jawab yang sangat besar dalam memelihara titipan NYA, Ikhlas lah dengan keadaan tersebut, di kiri kanan kita banyak anak yatim yang perlu disantuni, santunilah mereka, semoga Allah melihat keikhlasan kita dan mempercayai kita untuk menerima titipan NYA kelak. Ingatlah...karunia dan titipan ini membawa konsekwensi yang luar biasa besar di sepanjang hidup kita, sampai di hari akhir. Orang tua akan di minta pertanggung jawab olehNYA atas semua karunia dan titipan NYA selama di dunia.
Ikhlas dan yakinlah Allah memberi yang terbaik bagi kita dan justru Allah sangat sayang kepada kita, sehingga kita belum menerima tanggung jawab itu. Mungkin masih ada tanggung jawab kita yang belum kita laksanakan dengan optimal, dan Allah tidak mau membebani kita dengan tanggung jawab yang lebih berat. Sesungguhnya Allah tidak akan memberikan beban diluar batas kemampuan kita untuk menanggungnya.
Kami tiada membebani seseorang melainkan menurut kesanggupannya, dan pada sisi Kami ada suatu kitab yang membicarakan kebenaran[1010], dan mereka tidak dianiaya. ( Al-Mu’minun 62)
Subhanallah.
Kamis, 29 September 2011
Selasa, 06 September 2011
Lebaran yang ditunda
Dua minggu sebelum lebaran ,tria sdh berkirim kabar, akan merayakan lebaran pertama di samarinda, ingin mencicipi sholat ied di Masjid Islamic Centre yg merupakan masjid terbesar kedua di Indonesia.4 hari sebelum lebaran mereka berempat sdh tiba, dan rencananya ingin safari taraweh di beberapa masjid di smd. Senin malam, kami sdh bersiap siap menyambut lebaran , dan dengan seksama mendengarkan sidang isbat ( penentuan 1 syawal)yg di siarkan di TVRI. Hasilnya Lebaran ditetapkan hari Rabu. berarti bukan besok donk' Sedikit kecewa, karena banyak rencana yg sdh disusun, dari mulai sholat ied di IC, silaturahim ke pahlawan,go to balikpapan, sampai menginap di Le Grandeur yang sdh jauh jauh hari di booking. The show must go on, esoknya masing masing punya prinsip , ada yg tetap puasa ( walaupun tanpa sahur) ada yang mencari masjid nya muhammadiyah untuk ikut sholat ied ( tapi ternyata tdk ketemu). ada yang sdh tidak puasa, tapi juga tdk sholat ied.
sesuai rencana kami tetap go to Balikpapan, hmm.. betapa lengangnya sepanjang jalan 110 km menuju Balikpapan, rupa nya orang orang sdg meratapi "kekecewaan" karena lebaran yang di tunda dengan berdiam diri di rumah. hehehe...
Ada juga untungnya lebaran yang ditunda.
sesuai rencana kami tetap go to Balikpapan, hmm.. betapa lengangnya sepanjang jalan 110 km menuju Balikpapan, rupa nya orang orang sdg meratapi "kekecewaan" karena lebaran yang di tunda dengan berdiam diri di rumah. hehehe...
Ada juga untungnya lebaran yang ditunda.
Langganan:
Postingan (Atom)