Jumat, 31 Desember 2010

"Gowes" Communities

Ini kisah tentang sebentuk komunitas, yang baru terbentuk tetapi telah mampu mengikat hati para anggotanya dengan kebersamaan dan kenyamanan di setiap kegiatannya.
Komunitas ini bermula dari 5 pria rekan kantor yang kurang kerjaan di minggu pagi. Type pria yang bangun pagi-pagi, mengira hari itu hari kerja, eh.. ternyata minggu, dan bingung mau melakukan apa?
4 orang dari pria tersebut memiliki sepeda, mengajak 1 orang dengan sepeda pinjaman mengelilingi kota di minggu pagi. Alhasil, senin pagi mengekspos foto-foto narsis mereka di atas sepeda ke semua email address di penjuru kantor. Nah... dari situlah komunitas ini bermula.
Melihat aksi narsis mereka, banyak rekan yang tertarik untuk bergabung, tetapi ngga punya sepeda, banyak yang bilang it's ok, tapi gue mah ngga tertarik, banyak juga yang melirikpun tidak, apalagi tertarik. ada juga yang komentar , kurang kerjaan nih orang-orang!
Aku , bagian dari yang sangat tertarik,tetapi ngga punya modal ( sepeda maksudnya) Tetapi dengan semangat 45 untuk bergabung, maka banyak jalan menuju punya sepeda. Dengan pdkt ke pengurus koperasi kantor,7 orang rekan mendapat kredit lunak untuk beli sepeda. cihuyyyy.
Jadilah kami bergabung untuk gowes keliling kota pada minggu berikutnya.
Minggu lalu ( 27 Desember 2010) adalah minggu ke 15 , komunitas ini gowes bareng,dari jumlah 5 orangdi awalnya , beranak pinak menjadi 27 goweser. Dan unik nya 27 goweser itu bukan cuman temen-temen kantor, tetapi sdh bercampur aduk dengan sahabat2 baru dari luar kantor. ada yang bawa temen kuliahnya dulu, ada yang bawa sodara, aku sendiri ngajak suami.., ada juga goweser individu di jalan yg bergabung, karena lebih enak gowes bareng kan, ketimbang jalan sendiri,biasa nya sih.. cepet capenya.
Ada yang komentar... " apa enaknya sih... cape-cape naik sepeda?!
Eit.. jangan salah frend, sekarang hubungan kerja di kantor menjadi lebih nyaman, komunikasi menjadi lebih terbuka, urusan kerja dengan bagian lain menjadi lebih lancar.paling tidak itu yang aku rasakan belakangan ini.
Kalo dilihat apa hubungannya antara bersepeda di hari minggu dengan urusan kerja?nih.... rahasianya,
Dulu... hubungan sosialku dengan rekan kerja yg ikutan gowes boleh di nilang so so aja , alias biasa aja, kalo istilahnya Steven R Covey, EBA nya nol lah ! kaga minus kaga juga plus... Ada masalah sedikit, mudah sekali timbul friksi dan benturan.
Ketika gowes bareng di hari minggu, kekakuan , kebekuan itu luntur perlahan secara alami, ketika sedang saling ngedorong / menyemangati waktu naik tanjakan tinggi,saling berpose senarsis-narsisnya, saling ngeledek waktu pit stop ( makan after gowes, siapa yg makannya paling TOP),saling telp ketika cuaca buram padahal udah semangat mo jalan, saling melempar ide untuk costum team, dan saling-saling yang lain..., rasa kebersamaan itu muncul...tanpa diskenariokan.ini unik. dan luar biasa prosesnya. Dan itu semua terbawa ke suasana kantor di hari berikutnya. Alhasil...urusan pekerjaan menjadi lebih lancar dan terasa lebih ringan.
Makanya ketika ada temen yang berkeluh kesah ttg hubungan kerjanya yang kurang baik dengan rekan di bagian lain, aku cuma sarankan "IKUTAN GOWES" pasti urusan BERES.

Rabu, 29 Desember 2010

The First

Segalanya memiliki langkah awal, seperti sore ini,menjadi awal untuk mengekspos tulisan-tulisan lepas, yang selama ini  hanya berada di tumpukan file file usang. Terinspirasi oleh sahabat-sahabat Astrico yang demikian "ringan" untuk menulis tentang kesehariannya. Terkadang butuh keberaniaan khusus untuk mau "terbaca" oleh orang lain. dan anak-anak itu membangkitkan "keberanian" ku untuk sebuah langkah awal.
Banyak dari kita merasa nyaman dalam lingkaran "comport zone" tidak mau berubah, bahkan untuk sebuah tolehan ringan. Tidak mau mengambil resiko untuk memulai ketidaknyamanan, tidak ingin mencoba sesuatu yang berbeda karena rasa khawatir  yang berlebihan.
Pada akhirnya .. kenyamanan yang dirasakan  hanya sebatas itu, tanpa pernah tau ada yang lebih nyaman , ada yang lebih baik, di luar sana yang patut di coba.
Setiap pribadi adalah unik, dan keunikan itu layak untuk terus diamati, di renungi, dicermati, dan pada akhirnya dapatkan insight dari keunikan itu untuk kehidupan yang lebih baik.